"Arini?"
Ardan kala itu baru saja keluar dari ruangan pribadinya yang terletak dibalik rak buku. Ia sedikit terkejut dengan kedatangan Arini yang tiba-tiba.
Arini tidak menjawab, ia susah payah menahan sesak di hatinya. Tapi ia berusaha menghilangkan kecurigaan pada sang suami sebelum adanya bukti dengan melihat sendiri apa yang Ardan dan wanita itu lakukan.
Ardan menghampiri Arini sambil mengenakan dasinya.
"Sayang, kenapa kamu tidak bilang mau ke sini? tanya Ardan sambil merangkul pinggang sang istri, membawanya duduk di sofa.
"Apa ponselmu bisa dihubungi?" Arini balik bertanya.
Ardan terdiam.
Dreet ... Dreet ...
Tiba-tiba ponsel Ardan bergetar. Ardan semakin diam membeku, tidak tahu harus menjelaskan apa pada Arini.
Arini yang melihat itu seketika berdiri dan meninggalkan Ardan tanpa bicara sedikitpun.
"Arini aku bisa jelaskan."
Ardan menahan lengan Arini, namun dengan cepat Arini hempaskan.
