Ardan terpaksa meninggalkan makam Maria, karena sedari tadi Heri terus menelponnya. Mau tidak mau Ardan harus kembali. Ia dengan sangat kencang mengendarai mobilnya menuju kantornya.
"Kamu tadi kan berangkat bersama Tuan? Lalu kenapa kamu tidak tahu Tuan kemana?"
"Mana aku tahu!"
Mirae dan Heri sejak tadi berdebat tentang Ardan yang pergi kemana. Padahal jam sudah menunjukan pukul 11 siang.
Tidak lama kemudian, terlihat Ardan yang berjalan dengan santai menghampiri Mirae dan Heri yang berada di depan pintu ruang rapat.
"Syukurlah Tuan Anda datang, mareka sudah menunggu lama di dalam," ujar Heri sambil mengekor di belakang Ardan.
"Bagus jika mereka menunggu, yang butuh juga mereka kan," jawab Ardan.
Heri terdiam seketika.
Mirae pun ikut masuk dengan kedua pria itu.
Semua yang menunggu di ruang rapat itu memang wajah tak senang ketika Ardan datang, karena saat itu Ardan tak meminta maaf sama sekali pada mereka semua yang berada disana.