Ardan mengeraskan rahangnya tatkala melihat sang istri yang tanpa busana itu duduk di kursi dengan tangan dan kaki yang terikat, ada gumpalan kain yang menutup mulut agar tak berteriak. Matanya tertutup rapat, dengan tubuh yang lunglai. Darah Ardan berdesir dengan cepat, tangannya menepal dengan kuat, matanya tajam menatap pria yang tengah duduk di antara kedua paha sang istri.
Sedangkan Evans yang tangannya memegang whisky menyeringai, seakan mengejek Ardan.
"Aku pikir kau tidak akan menjemput istrimu yang cantik ini," ucap Evans, pria itu lalu meneguk whisky-nya. Minuman dengan bau khasnya itu ia siramkan ke bagian intim Arini, Evans lalu menjilatnya.
"Tubuh istrimu sangat nikmat, aku dibuat mabuk kepayang olehnya. Gaya bercintanya juga sangat liar saat di atasku," ucap Evans lagi.
Dada Ardan naik turun menahan emosinya, ia tidak rela tubuh sang istri dipegang oleh pria lain, apalagi menikmatinya.
"Brengsek kau!"