"Ada apa dengan tubuhku?"
Arini kebingungan dengan tubuhnya yang semakin gatal dan sakit, bintik kemerahan mulai keluar dari kulitnya. Panas dan gatal yang ia rasakan, bukan hanya di tangan bahkan sekujur tubuhnya pun juga sama. Arini mengingat-ingat kembali tadi ia melakukan apa dan makan apa.
"Sepertinya aku tidak makan yang aneh-aneh tadi," gumam Arini.
Saat ini dia sudah berada di depan gedung apartemen Ardan, tapi ia tidak mau masuk. Ia masih kesal dengan perlakuan Ardan padanya. Arini pun lalu menghentikan sebuah taksi yang lewat, ia lebih baik kembali ke panti asuhan.
"Pak, panti asuhan Kasih Ibu ya," ucap Arini pada supir taksi.
"Siap Neng."
Di perjalanan, rasa gatal dan sakit di tubuhnya semakin menjadi, bahkan sudah merambat sampai ke wajahnya.
"Neng sakit ya, wajahnya kok merah-merah?" tanya supir taksi itu yang melihat Arini sedati tadi kegatalan dan wajahnya merah seperti udang rebus.
"Aku gak papa kok, Pak. Bisa cepat sedikit gak Pak!"
"Iya Neng."