"Eumb ..."
Arini mengerang nikmat tatkala Ardan berhasil memasukan kejantanannya ke dalam lubang kenikmatannya. Tubuhnya menggelinjang saat Ardan mulai menggerakan pinggulnya.
Di dalam pantry yang sedang sepi itu mereka bercinta, keadaan kantor yang sudah sepi membuat mereka lebih leluasa mendesah.
Saat itu, Arini yang sudah bersiap-siap hendak pulang tiba-tiba saja ditahan Ardan dan membawanya kembali masuk ke dalam dapur khusus karyawan. Dengan jas dan kemeja yang masih menempel di tubuhnya, Ardan terus menghujam sang istri tanpa berhenti. Ia sangat menyukai situasi menantang seperti ini, bercinta di dalam dapur kantor menjadi sesuatu pengalaman bercinta yang berbeda.
"Ar—Ardan, cu ... kup! Aah ...!"
Arini berkata dengan napas yang tersengal-sengal karena Ardan terus menusukan kejantanannya tanpa henti. Arini takut jika tiba-tiba saja ada yang melihat mereka bercinta di sini.
"Ini terlalu nikmat, Baby! Arrghh ...!"