Hingga pagi tiba, Ardan masih terjaga. Matanya sama sekali tidak ia biarkan tertutup. Hari ini juga ia harus menemukan siapa pelaku yang memberikan kotak kado itu, tapi sayangnya ia masih tidak bisa menemukan pelakunya. Ia pun berhenti sejenak dari layar macbooknya, beralih ke tempat tidur dimana sang istri tertidur.
Belaian lembut di pipinya dari tangan sang suami membuat Arini terbangun, sayup-sayup ia melihat wajah tampan Ardan di depannya.
"Aku mengganggumu?"
"Sama sekali tidak." Arini lalu memeluk sang suami. "Kamu tidak tidur?"
"Tidur, kamu udah gak papa kan Sayang?"
"Aku udah baik-baik aja, kamu gak ke kantor?"
Ardan mengangguk. "Aku mandi dulu," ujar Ardan sambil beranjak.
Arini menghela napas panjang saat melihat punggung Ardan, sebenarnya sampai sekarang Arini masih merasakan takut. Tapi ia tak ingin membuat Ardan khawatir, ia tahu semalam prianya itu tidak tidur demi menjaga nya juga mencari tahu pelaku yang memberinya kotak kado berisi potongan tubuh manusia itu.