Menjelang subuh, Arini sama sekali tidak bisa tidur. Ia masih menunggu ponselnya berbunyi, siapa tahu Sarti akan menghubunginya. Sedari tadi ia selalu memikirkan kondisi Maria yang tengah dioperasi.
Setelah lama menunggu akhirnya ponsel Arini bergetar, sebuah pesan masuk dari nomor yang dipercayainya itu nomor dari wanita bernama Sarti. Perlahan Arini pun melepaskan tangan besar Ardan dari tubuhnya, pria itu begitu erat memeluknya.
"Susah sekali!" gerutu Arini.
"Eeuuhh ..." Ardan melenguh, bukan melonggarkan pelukannya. Pria itu malah semakin erat memeluk sang istri hingga tubuh Arini dijadikannya guling.
"Dasar!" umpat Arini.
"Berat sekali!" Arini akhirnya menyerah ingin melepaskan diri dari pelukan Ardan. Ia pun hanya bisa membalas pesan dari Sarti jika ia tidak bisa ke rumah sakit sekarang. Arini pun akhirnya memutuskan untuk memejamkan matanya menyusul sang suami yang sudah lebih dulu jauh terbang ke alam mimpi.