Matahari pun mulai beralih tempat ke peristirahatannya bersama warna jingga senja menemani sore itu yang indah kala itu. Para pekerja sudah mulai berhamburan keluar dari tempat mereka bekerja, bersiap untuk pulang menemui keluarga yang di rumah.
Begitu juga dengan Ardan, ia rela berdesak-desakan mobil di tengah kemacetan agar bisa cepat pulang menemui Arini. Ia khawatir Arini kenapa-kenapa, karena tadi pagi ia harus terpaksa meninggalkannya karena Heri terus menghubunginya.
"Apa masih lama?" gumam Ardan sembari melihat jam di tangannya.
Sekitar hampir 15 menit, akhirnya macet pun berjalan normal kembali. Ardan pun menyalakan mobilnya hendak melesat, namun pandangannya terfokus pada mobil berwarna putih terutama pada yang mengendarai mobil itu. Ia melihat seorang pria berambut pirang bersama seorang wanita yang amat ia kenal. Tapi ia tidak terlalu jelas melihatnya karena ada sebuah mobil yang menghalangi pandangannya.