"Kamu yakin mau tidak ingin menginap di rumahku saja? Kalau kamu takut, aku bisa tidur di hotel atau di apartemen temanku," ucap Evans.
"Tidak perlu, aku sudah terlalu banyak merepotkanmu," sahut Arini.
"Aku sungguh tidak tega melihatmu pulang sendirian, apalagi sekarang sudah malam," ujar Evans.
"Bagaimana kalau ku antar pulang?" tanya Evans.
Arini sebenarnya mau-mau saja di antar Evans untuk pulang, tapi masalahnya dia akan pulang ke mana dan bagaimana dia mengatakannya pada Evans. Tidak mungkin kan ia mengutarakan masalah pribadinya pada orang yang baru saja ia kenal. Ia bingung harus bagaimana menjawabnya pada Evans.
"Arini! Arini! Kok malah melamun?" Evans menyadarkan lamunan Arini.
"Oohh ... maaf. Aku melamun ya?" ujar Arini sambil tersenyum kaku.
"Gimana mau aku anterin?" Evans balik bertanya untuk memastikan.
Arini pun menganggukkan kepalanya ragu. "Kemana aku?"
"Oke, ayo!"
Evans pun membukakan pintu mobilnya untuk Arini.