"Ardan, kamu ngapain masuk?"
Arini terkejut dengan Ardan yang tiba-tiba saja masuk, padahal pintu ruang ganti itu sudah dikuncinya tapi kenapa dia bisa masuk.
Ardan terdiam seribu bahasa saat menatap tubuh Arini yang hanya dibungkus oleh lingerie berwarna pastel, tubuh Arini yang mungil namun berisi terlihat sangat indah dan juga seksi tentunya. Sadar jika Ardan menatapnya dengan penuh nafsu, Arini secepat mungkin menutupi tubuh bagian atas dan bawahnya dengan tangan walaupun masih tetap terlihat.
"Ardan, kamu jangan macam-macam! Di sini tempat umum," ujar Arini seraya berjalan mundur.
Respon Ardan hanya menyeringai sembari memainkan kedua alisnya naik turun.
"Ardan, stop! Tetap di situ, kalau tidak aku akan teriak!" ujar Arini sambil terus mundur dan akhirnya ia terbentur cermin yang ada di belakangnya.
"Teriak saja jika kamu tidak malu dengan penampilanmu yang seperti ini," jawab Ardan seraya mengedipkan matanya.