Menjelang sore, Ardan dan Arini sama-sama tertidur dengan posisi Ardan yang memeluk erat tubuh Arini, sedangkan Arini tidur membelakanginya.
Merasakan ada sesuatu yang melingkar di perutnya, Arini pun membuka matanya perlahan.
"Apa dia sudah baik-baik saja?" batin Arini. Tangannya perlahan memegang pipi Ardan yang terdapat ruam merah, namun tidak separah tadi.
"Bisa tolong ambilkan ponselku!"
Arini terlonjak kaget saat Ardan yang dikiranya masih tertidur tiba-tiba berbicara. Sontak Arini dengan cepat menjauhkan tangannya dari pipi Ardan.
"Di—di mana ponselmu?" tanya Arini salah tingkah.
"Di saku jas ku," jawab Ardan.
Arini pun bangkit untuk mengambil jas Ardan yang ada di sofa ruang tamu.
Tidak lama, Arini pun kembali dengan jas Ardan di tangannya. Ia pun langsung menyerahkannya pada pria itu. Melihat Ardan yang sibuk dengan ponselnya, Arini pun pergi. Lengket di tubuhnya membuat ia harus cepat-cepat mandi sebelum gatal menyerang.
Ting ... Ting ...