Di saat ruangan tempat Arini tengah sibuk mencari keberadaanya, perempuan itu malah tertidur pulas di ruangan lain bersama Ardan yang memeluknya erat. Baru kali ini ia tertidur dengan sangat pulas, tanpa mimpi-mimpi yang mengganggunya.
Sinar matahari menembus tirai putih penutup jendela, kelihatannya pagi ini matahari bersinar cukup terang tidak seperti kemarin-kemarin.
Arini mengerjapkan matanya perlahan tatkala ada rasa hangat mengenai sedikit wajahnya. "Syukurlah sudah pagi," batinnya. Teringat kejadian tadi malam membuatnya sangat kesal.
"Untunglah hanya mimpi." Arini pun berniat bangkit tempat tidurnya. Tapi ia merasa ada yang aneh, ruangan yang ia tempati berbeda, juga ....
"Tunggu dulu ..." Arini merasa ada tangan besar yang melingkar di perutnya, kenapa ia baru sadar. Secepat kilat Arini menoleh ke samping tempat tidur.
"Aaarrghhh ...."
Teriakkan Arini yang sangat keras membuat Ardan terbangun.