Keesokan harinya, Arini terbangun dengan keadaan tubuhnya yang masih sangat sakit terutama di bagian perutnya, sangat sakit. Sayup-sayup telinganya mendengar seseorang memanggil namanya, ia pun perlahan membuka mata.
"Arini ... syukurlah kamu sudah bangun," ujar Sean yang saat itu ada di sampingnya.
Arini hanya diam, ia mencoba mengingat kejadian terakhir kali kenapa ia bisa ada di rumah sakit. Seingatnya ia pergi ke kediaman Maria dan wanita itu memukulnya tanpa ampun, itu saja yang ia ingat. Tapi tunggu dulu, ia ingat sedikit. Sebelum ia jatuh pingsan ada seseorang yang menangkapnya, mungkinkah itu Sean.
"Sean, aku kenapa?" tanya Arini.
Mirae, Anna dan Mr.Park yang ada di situ hanya diam dengan mata saling memandang. Seperti menyembunyikan sesuatu, tapi apa itu Ari tidak tahu.
"Kamu—"
"Anda keguguran Nona, dan yang membawa Anda ke rumah sakit ini adalah Tuan Ardan," jawab Mr.Park yang mendahului ucapan Sean.