Sampai di rumah sakit, Rizky segera diperiksa oleh dokter. Sementara ini, dokter menjelaskan pada Arini bahwa kondisi Rizky lemah dan perlu perawatan yang intens, karena selain demam yang tinggi, lebam di tubuh Rizky itu juga penyebab kondisinya lemah.
"Kamu sebenarnya kenapa, Ki?" gumam Arini. Ia menggenggam erat tangan keponakannya yang tak sadarkan diri itu.
Karena hari sudah larut malam, Arini pun tidur dengan posisi duduk di samping ranjang Rizky.
Saat alam sadar Arini baru saja menuju mimpi, suatu gerakan yang kuat membangunkannya. Seketika Arini langsung terbangun dan membuka matanya, ternyata gerakan kuat itu berasal dari Rizky yang kejang-kejang berteriak seperti orang yang ketakutan.
"Arrgghhh .... PERGI! JANGAN GANGGU AKU! ... Arrgghh ..." Rizky berteriak dengan sangat histeris, membuat Arini ketakutan jika terjadi apa-apa pada Rizky.
"Kiki, sadar! Ini Mbak!"