Di tempat berbeda, Ardan masih berada di kantornya. Seperti biasa, ia selalu menghabiskan waktunya di kantor dengan segudang pekerjaan. Ia pulang ketika ingin berganti pakaian saja atau ada barang penting yang ingin ia ambil. Hari-hari ia habiskan untuk bekerja dan bekerja, itulah salah satu cara agar ia dapat melupakan sejenak bayangan Arini yang selalu hadir dalam pikirannya.
Sendirian dan kesepian itulah yang Ardan rasakan selama hampir dua tahun ini. Berpisah dari Arini bukan membuat dia menjadi sosok pria yang kuat, bahkan sebaliknya, ia terlihat sangat kuat dalam fisik namun sangat rapuh di dalamnya. Perkiraannya ternyata salah, yang ia kira dapat dengan mudah melupakan Arini ternyata sedetikpun ia tidak bisa mengalihkan pikirannya dari sosok perempuan mungil itu.