Sekitar jam 7 pagi Arini masih setia menunggu Rizky, kali ini Rizky sudah sadar dari efek obat bius yang kemarin malam disuntikan padanya. Arini dengan pelan memapah Rizky yang baru saja keluar dari toilet. Sampai di tempat tidur, Arini menarik selimut untuk menutupi tubuh remaja itu.
"Mbak, kita kapan pulang?" tanya Rizky dengan nada lemah.
"Kamu gak akan pulang kalau kamu belum sembuh," jawab Arini seraya mengambil makanan dari rumah sakit. "Setelah ini kamu akan diperiksa oleh dokter, jadi kamu harus makan!"
Arini dengan telaten menyuapi Rizky, walaupun Rizky terus menolak suapan demi suapan dari Arini.
Cklek ...
Pintu terbuka, menampakkan sosok laki-laki berbaju putih dan jaket dengan paper bag dan keranjang buah di tangannya.
"Hai ...!" sapanya pada Arini dan Rizky yang tengah menoleh padanya.
"Gue bawain makanan buat kalian." Meletakkan paper bag dan keranjang buah di atas meja.
"Terimakasih," ucap Arini tanpa menoleh ke arah Sean.