Tiga hari sudah Arini terbaring pingsan di apartemen milik Sean, tubuhnya tidak bergerak dengan infus menancap di lengannya. Sean yang setia menjaga Arini merasa khawatir akan kondisi perempuan itu, ia menyuruh sang ibu untuk merawat Arini selama dia bekerja. Karena saat ini Sean tengah sibuk dengan lagu barunya, yang mengharuskan dia untuk latihan dan tampil di acara-acara televisi. Seperti topeng kaca, Sean akan terlihat baik-baik saja ketika sedang di layar televisi, sedangkan di dunia nyatanya ia sangat mengkhawatirkan Arini yang tengah pingsan di apartemennya. Entahlah rasa apa yang sebenarnya ia rasakan pada Arini, yang jelas ia merasa tidak tega dengan perempuan malang itu.
Dreet ... dreet ...
Ponsel Sean bergetar, buru-buru ia mengangkat. "Ya Mi, ada apa? ... Apa? Baiklah nanti aku hubungi lagi."
Sean yang tengah istirahat syutting iklan pun menghampiri sang sutradara.
"Bang, berapa tag lagi?" tanya Sean.