Arini dengan penampilan sedikit kacaunya melangkahkan kaki dengan gontai meninggalkan gedung perusahaan DC Grup. Ia tidak menghiraukan tatapan orang menatapnya dengan aneh dan mengartikan hinaan padanya. Sudah hina juga dirinya sekarang.
Sampai di pinggiran jalan raya, Arini menghentikan sebuah angkutan umum yang melintas, ia ingin cepat-cepat pulang untuk menenangkan hatinya yang tengah kacau balau. Saat memasuki angkutan umum, tatapan penumpang yang ada di sana tidak berbeda dengan yang lain. Mereka melihat Arini dengan rasa jijik, Arini yang ditatap berusaha tidak menghiraukan, walaupun sebenarnya ia sangat malu.
Dipertengahan jalan menuju kostan-nya, di dalam angkutan umum Arini melihat sosok yang tidak asing baginya. Seorang anak yang sangat ia kenal, dengan pakaian lusuhnya sedang memainkan gitar di sudut lampu merah, anak itu menyanyikan lagu demi lagu di setiap mobil-mobil yang berhenti di lampu merah.