"Tidak mungkin!" desisnya setelah mendengar perkataan Sera.
Sera tersenyum kecut. "Well, sepertinya kau benar-benar terkejut untuk ini," katanya.
"Bagaimana bisa kau tidak tahu bahwa sahabatmu mencintaimu, Mayleen?" tambah Sera.
Tiba-tiba petir terdengar. Kemudian hujan turun membasahi kota. Mayleen langsung keluar dari kafe itu dan meninggalkan Sera yang memanggilnya berulang kali.
Tidak peduli sederas apa hujan itu, ia tetap berjalan meninggalkan mobilnya. Dirinya terguncang hebat. Bahkan jatuhnya air hujan yang menusuk kulit-kulitnya tak seberapa perih.
Ucapan Sera terngiang-ngiang di kepalanya. Membuatnya dilema. Sebab saat ini ia mulai menyukai Ken yang hadir dalam hidupnya. Tapi Hendrick ... ia tidak tahu harus merasakan apa.
Tanpa tujuan dan hanya tangisan yang tertutupi air hujan, tak di sangka Mayleen berhenti di depan rumah Ken. Menekan bel pagarnya hingga pagar otomatis terbuka.