Vira sudah tidak bisa marah. Hanya air mata yang deras membasahi pipinya yang mewakili hatinya saat ini.
"Demi wanita itu, kamu kehilangan istri yang sempurna, calon anak kamu dan bahkan mungkin anak kamu Adel. Benar-benar bodoh kamu Frans ! Kamu tidak bejus menjadi imam yang bertanggung jawab. Kamu benar-benar mencoreng nama baik mamah ! Sekarang, kamu pergi dari sini. Mamah gak mau lihat wajah kamu. Dan jangan kembali sebelum masalah kamu selesai !!" Ucap mamah Sovia mengusir Frans dari rumahnya
Tetapi Vira mencegahnya. Ia memendam amarahnya demi sang mertua. "Vira mohon jangan usir mas Frans mah. Vira mohon !" Ucap Vira menarik tangan mamah Sovia agar menarik perkataannya.
"Tidak Vira. Perkataan mamah sudah bulat. Frans harus menjadi lelaki bertanggungjawab. Dia boleh berkumpul sama kita, jika urusannya dengan wanita itu sudah selesai."
Frans hanya terdiam terpaku di hadapan kedua wanita yang sangat kecewa dengan dirinya.
***