Aku terus berusaha membantu menyadarkan suamiku. Kutatap terus mata suamiku yang terus terpejam, sambil dibisikkan ucapan jika aku ingin mempebaiki rumah tangga kami. Aku merasa Tuhan baru memberi rasa penyesalan pada hatiku, aku baru bisa memaafkannya saat dia mengalami kritis seperti yang ada dihadapanku.
"Pi, bangun pi ! Kamu bilang, kamu kangen sama Adelia, dia juga kangen sama kamu. Ayo buka matamu pi, Kita kumpul sama-sama lagi."
Aku mempunyai ide cemerlang. Ku keluarkan ponselku dan menunjukan sebuah video kepada suamiku.
Sebuah Video moment keluarga kami saat liburan. Di dalam video tersebut, Adel sedang bermain bersama Frans disebuah taman. Frans dan Adel saling kejar-kejaran, terlihat raut kebahagiaan mereka yang tidak pernah lagi muncul semenjak terjadi prahara dalam rumah tangga kami.