Jace berseri-seri saat dia menempelkan dahinya ke dahiku. "Lebih mudah berbagi denganmu juga," bisiknya saat semprotan shower menghantam kami dari samping, mengalir ke tubuh kami.
"Sebanyak aku panik, aku tidak akan melewatkan malam-malam ini untuk apa pun," aku mengakui.
Kami berpelukan dan berbagi ciuman lainnya sebelum dia akhirnya menarik diri dan berkata, "aku pikir aku akan menyelinap keluar dan mencari sesuatu untuk ditonton di TV."
"Kamu tidak ingin membuat pengaturan hiburan lainnya?" Aku berkata dengan suara menggoda yang bisa kukerahkan.
"Kupikir kita bisa mereda sebelum kembali naik."
Aku menikmati tawa ketika dia menyelinap keluar dari kamar mandi, mengambil handuk, dan menuju ke kamar tidur. Aku selesai, lalu bergabung dengannya, handuk di pinggang ku. Dia berada di bawah selimut, membolak-balik saluran di TV layar lebar kami yang terpasang di dinding.
"Menemukannya!" serunya saat aku masuk.