Chapter 8 - Kabur

" Semua nya...itu berita bohong.. aku sama sekali tidak bisa meramal.. , bukan aku yang meramal hal tersebut tapi adik ku Sensen yang sebelum nya telah meramal kan nya, bukan nya kalian harus nya ingat, kalau aku bukan garis keturunan keluarga ini, jadi jika ingin meramal.. Cuma dengan Sensen" Setelah berteriak begitu kencang Gres pergi mengambil barang-barang nya dan meninggalkan rumah

" Bolos yuk Gres" Ajak Teo yang mengetahui semua nya..., ia merasa sedih dan tidak enak terhadap Gress

" Kau cari mati?"

" Jika kepala penat mana bisa belajar, sia-sia saja berada di dalam kelas, dengan otak sepintar diri mu.. ku rasa kalau Cuma satu hari pasti kau bisa mengejar ketinggalan"

" hm.. kau mau mengajak ku kemana?"

" Mencari sampah"

Gres langsung menatap Teo " Kau mengajak ku bolos untuk mencari sampah? Aku kembali ke sekolah saja"

" Tunggu.., aku Cuma bercanda, kita duduk-duduk di atas gedung itu saja sambil mencari angin"

Tepat di atas atap tertinggi gedung yang di tunjuk Teo

" Kau bohongkan Gres? Sebenar nya memang kau yang meramalkan nya , aku bisa melihat tubuh mu yang menegang saat itu, tidak mungkin itu bohong"

" Seperti nya kita baru kenal kemarin.. dasar sok akrab , kau bakal belum mengenal ku" Memanyunkan bibir nya

" Kata-kata mu selalu ketus.. biarkan aku menjadi teman mu, kita buat satu grup aneh.., kau yang di kenal dengan julukan si pintar tapi sial, Verlita si jangkung yang aneh, dan aku si tampan yang rela bergabung dengan dua orang aneh ini" Memamerkan deretan gigi nya

"Sebenar nya kamu bicara apa si Teo?" Memiringkan kepala menatap Teo

======================================================

" Sudah ku katakan.. seharus nya dia tidak tinggal di sini.. inilah jadi nya"

" Kau tidak bisa mengatakan hal itu kepada putri ku, dia memang seharus nya tinggal di rumah nya Senpu" Bela Mama Gress

" Lihat lah kekacauan nya saat ini, ada dua matahari di keluarga ini.. sungguh mengacaukan semua nya, kita memang harus mengasingkan Gress seperti yang kita sepakati sebelum nya" Lanjut Sensan

" kita telah menjauhkan nya dari keluarga ini selama 17 tahun, dengan ada nya dia di sini beberapa hari saja sudah membuat gaduh masyarakat di sekitar kita" Lanjut Sensei

" Kita harus membawa nya ketempat lain lagi.." Lanjut perkataan Senwu

" Kenapa kita harus terus mengusir nya di manapun dia berada? Saat itu saat di desa juga kita membawa nya karena ia mengeluarkan kemampuan nya, sekarang kita juga melakukan hal yang sama, bagaimanapun dia adalah keturunan keluarga ini, darah nya mengalir kemampuan dari leluhur kita, di manapun ia berada.. sama sekali tidak dapat menghilangkan kemampuan nya, dengan mengusir nya kita hanya menunda waktu saja atas kemampuan nya yang akan sempurna di usia 21 tahun" Lanjut Senpe

" Apa yang harus kita lakukan?"

"kita tidak bisa membuat dua matahari bersinar bersamaan kan?"

Diam-diam Gress menguping di balik pintu karena melihat semua tertua berkumpul setelah kejadian tadi pagi. Ia menarik nafas panjang dan memegang dada nya dengan erat, berusaha meredam detak suara jantung yang begitu kuat dan begitu menyakitkan. Sebenar nya untuk apa aku di lahirkan? Di pikiran nya telah terputar cerita-cerita masa lalu nya dari ramalan pertama nya hingga pandangan wajah para tertua dan orang-orang di sekitar nya, dia merasa benar-benar tidak tahan lagi, ia membuka pintu tersebut dengan kuat

" Aku benci keluarga ini...., aku tidak pernah mengakui kalau aku terlahir di keluarga ini.. dengan surat ini, aku memutuskan semua ikatan di keluarga ini dan mengubah nama ku" Mengeluarkan surat yang dari dulu ia simpan , mengigit jari nya hingga berdarah dan mengecap darah tersebut di atas surat " Tanpa perlu kalian mengusirku, aku yang akan angkat kaki terlebih dahulu, kalian kira kalian siapa yang dapat mengatur hidup ku, di mana aku harus hidup dan di mana aku harus tinggal!!! Bahkan kalian saja tidak bisa mencengah ku untuk lahir di dunia ini, kalian tidak punya hak atas diri ku.. bahkan atas kemampuan ku. Mulai dari sekarang apapun yang aku lakukan , jangan pernah ikut campur!! Bahkan jika aku memakai kemampuan ku, itu bukan urusan kalian lagi, kalian mengorban ku karena kesalahan ramalan kalian dan terus memojokan ku, semakin kalian menyembunyikan ku , semakin aku menunjukan diri ku, kalian para tertua siap-siap saja menerima kosekuensi yang kalian lakukan terdahulu.. , aku pergi dari sini!!" Berlari keluar rumah dengan tas yang memang sudah di siapkan nya dari tadi

" Tunggu Gres.. apa yang akan kau lakukan?" Teriak Senwu

" Sudah ku bilang, aku sudah tidak ingin melanjutkan pekerjaan ini, semua ini hanya merusak hubungan saudara kita semua dan menyakitkan kedua anak ku , karena itu aku membuka usaha di bandingkan menjadi peramal.. tapi kalian terus memaksa anak ku. Aku muak akan semua ini" Papa Gress berteriak kesal dan berjalan meninggalkan ruangan dengan amarah

" Jika saat itu tiba, kita hanya bisa mengakui semua nya, jangan memperburuk keadaan lain" Jelas Senpe dan berjalan meninggalkan ruangan

Ponsel Gres terus berdering berkali-kali namun hanya di tatap oleh Gres dan memilih untuk mendiamkan telpon tersebut, ia duduk didepan halte bus sambil menatap langit dan mengoyangkan kaki nya yang tergantung di antara bangku dan lantai, sesekali memayunkan bibir. Mau kemana sekarang? Tinggal di mana? Duit juga gak punya? Pertanyaan-pertanyaan ini berputar di kepala nya, acara kelulusan sebentar lagi, dan aku juga harus melanjutkan keperguruan tinggi, apakah aku bisa masuk keperguruan tinggi jika begini cara nya. Apa aku harus melamar kerja saja? Sebenar nya .. tangan Gres mengobok-obok isi tas nya dan menemukan yang ia cari.

Sebenar nya , aku sudah memiliki asuransi untuk ke perguruan tinggi.. tapi karena perkataan ku tadi yang asal ceplos , kan gengsi.. kata nya mau putus hubungan tapi malah pakai uang mereka. Sebenarnya aku juga tidak mempunyai banyak keberanian untuk melakukan hal itu, hanya gertakan saja sudah membuat tubuh ku bergetar kuat. Aku hanya ingin lepas saja dari ketidak jelasan atas keberadaan ku