#Pov
---
Pagi yang begitu cerah dan indah tentunya, pagi juga yang istimewa buat Riko menjadi sange cuma gara-gara melihat Adam yang sedang menjemur selimut di balkon hanya memakai kolor pendek nya saja itu.
Jadi terlihat dengan sangat jelas tubuhnya yang begitu indah di pandang oleh siapapun yang sekarang memandangnya.
Biasanya Riko yang setiap bangun pagi tidak pernah keluar dari rumah ataupun melihat ke arah jendela kali ini matanya terpaku hanya ke satu titik. Yaitu tubuh Adam.
"Aduh nih anak sumpah bikin geregetan Sumpah!" Ujar Riko sambil masih mengintip dari balik jendela kamarnya.
Tidak disangka bahwa mereka berdua adalah tetanggaan sejak dari lama, cuma mereka saja yang tidak pernah bertemu satu sama lain.
Hingga pada kemarin malam, Riko yang hendak membuntuti Adam pulang dari alun-alun itu, ternyata tujuan yang di tuju oleh Adam, sama dengan jalan pulang yang di lewati oleh Riko.
Kemana saja mereka berdua ini sampai setelah beberapa tahun baru tahu.
Ya karena si Adam yang sukanya di rumah saja dan jarang keluar, dan Riko yang sukanya keluar-keluar sampai lupa waktu untuk pulang.
"Aku harus segera mandi nih, habis itu langsung pergi ke tempatnya!" Ujar Riko sambil menutup gorden dan langsung menuju ke kamar mandinya.
Sedangkan di sisi lain dari Adam, dia masih bersantai di Balkon rumahnya. Seperti biasa dia selalu tidak terburu-buru akan sesuatu hal, jadi apapun yang ia jalani akan selalu terasa santai baginya. Santai namun tidak telat hehe.
"Hmmm hari ini enaknya sarapan apa yah? Atau makan Sandwich lagi? Boleh juga sih soalnya juga enak rasanya!" Gumam Adam sembari bangkit berdiri dan langsung menuju ke kamar mandi.
Hari ini seperti biasa Adam melakukan ritual mandi dengan biasa, walaupun sempat terpikirkan oleh kejadian semalam pada waktu dia melakukan ritual coli nya hehe. Tapi dia masih bisa mengontrol nafsunya kok jadi aman.
Setelah selesai bersiap Adam langsung berkaca, pakaian hari ini adalah pakaian santai.
Kaos oversize di tambah dengan celana pendek selutut dan topi.
Semuanya warna Hitam. Dan Adam siap untuk berangkat.
***
#Adam Pov
---
Okay semuanya sudah siap aku rasa, jadi tinggal berangkat saja. Hmmm kamar belum aku bereskan secara benar-benar. Jadi ya sudahlah aku tinggal saja, mungkin nanti malam aku bereskan.
Tapi sebenarnya memang ini sangar berantakan sih, aduh udah ah mendingan berangkat aja.
(HP Berdering)
Hah Mama tumben nelpon jam segini.
"Ya Mah halo apa kabar?"
"Hai anakku sayang, kabar mama baik bagaimana denganmu?"
"Baik juga mah, ada apa mah kok tumben nelpon jam segini?"
"Ini mama mau info ke kamu kalau si Toni teman kamu itu masih ingat kan?"
"Ahh iya masihlah mah, kan dia bestfriend aku hehe!" Jawabku sambil tertawa.
"Iyah dia besok berangkat ke Kota Pelangi, mau nyusul kamu katanya!"
Aku langsung terkejut seketika pada saat mama mengatakan bahwa Toni akan kemari.
"Adam sayang? Kok diem aja sih?"
"Ah iyah mah okay okay, siap besok aku jemput dia mah, kirim nomornya ke Adam ya mah!"
"Siap, makasih sayang! Semangat yah kerjanya!"
"Siap mamaku sayang! Bye"
"Bye!"
Hmmm perasaan ku ternyata benar, tadi rasanya seperti tidak ingin pergi tanpa membereskan kamar terlebih dahulu dan ternyata ini toh alasannya.
Astaga malam ini rasanya aku harus lembur nih untuk membereskan kamar.
Huahhhhh.
"Mas Mau beli Sandwich nya yah dua!"
Tidak tahu entah mengapa aku langsung memesan Sandwich dua porsi. Padahal aku cuma butuh satu saja untuk sarapan, ya sudahlah ya karena sudah terlanjur.
"Siap kak, di tunggu sebentar ya. Boleh sambil duduk kak disitu!" Jawab penjual Sandwich tersebut sambil menunjukkan kursi untuk bisa ku duduki.
Aku berjalan dengan perlahan menuju ke kursi yang dimaksud dengan tatapan kosong.
Aku masih memikirkan akan si Toni hendak datang kemari. Aku belum mempersiapkan apapun untuk menyambutnya, astaga.
"Halo kak sudah jadi, apakah jadi satu atau sendiri-sendiri?" Tanya penjual Sandwich.
"Hah?" Tanyaku bingung dengan yang dia maksud.
"Nah kakak kan pesan dua porsi, apakah di jadikan satu saja atau di pisah? Itu temannya kakak kan?" Jelasnya.
"Hah?" Aku langsung menoleh ke arah kananku saat penjual tersebut menyebutkan bahwa aku membawa teman.
"Riko? Sejak dari kapan disini?"
Tanyaku seketika pada saat menoleh ternyata Riko sudah berada di kananku.
"Sejak tadi hehe!" Ujarnya sambil memberikan senyuman yang khas ala dia. Itu khas banget sih menurut ku, kalau dia lagi tersenyum seperti itu.
"Ahhh iya iya hehe!"
"Ini Mas!" Aku memberikan uang kepada penjual Sandwich tersebut dan langsung mengambil Sandwich yang sudah di siapkan.
"Nih buat kamu!"
"Serius?" Tanya Riko
"Heleh iya ini loh, cobain di jamin enak!" Ujarku sambil menyodorkan secara langsung Sandwich yang ku pegang ke mulutnya.
Aku langsung berhenti berjalan ketika ternyata Riko menerima suapan dariku.. Detik itu juga aku langsung menelan ludah pada saat Riko mengigit Sandwich yang aku sodorkan ke mulutnya.
Lebar banget dia bisa menggigit Sandwich ini sampai setengah gitu.
"Ini kamu pegang!" Lanjut ku sambil terus berjalan dengan cepat.
Aku melirik ke belakang sambil memperhatikan dia memakan Sandwich.
Anjir kenapa gue deg-deg an sih, cuma ngasih Sandwich aja bisa sampai kayak gini.
Aduhhh..
"Terimakasih heheh!" Ucap Riko sambil mengunyah Sandwich yang belum habis di kunyah dalam mulutnya itu.
Arghhh kok aku jadi ngeri sih.
Aduhhhh.
Aku langsung memutuskan untuk berjalan dengan cepat menuju ke perpustakaan, aku sengaja tidak memakan Sandwich yang aku beli tadi, karena aku ingin memakannya di perpustakaan saja.
Aku melihat ke jendela kaca di toko sebelah kananku, ternyata si Riko masih membuntuti ku...
Hmmm anak ini mau kemana sih sebenernya kok malah ngikutin aku segala.
Aku sengaja berhenti dengan cepat dan...
'BUGGHH!'
"Awwhhhh! Sakit tahu, ngapain sih harus berhenti tiba-tiba!"
"Ahh maaf yah, aku mau benerin tali sepatu!" Aku pura-pura ngeles padanya.
"Memangnya kamu mau kemana sih?" Tanyaku kembali
"Kurang jelas kah? Aku mau kemana?"
Jawabnya sambil cemberut.
Aishhh kenapa dia kalau cemberut kok malah gemesin gini sih mukanya. Aduhhhh...
"Pe.ee. Perpustakaan?" Tanyaku sambil terbata
"Hmmm!" Jawabnya singkat.
"Ahhh ok ok!"
Aduh pasti dia masih ngambek gara-gara aku berhenti mendadak barusan.
Aku berjalan kembali, namun pada saat aku melirik ke dia, dia hanya diam di tempat yang sama sambil mengelus-elus dahinya.
Aduh beneran kan lagi ngambek.
"Hei ayo katanya mau ke Perpustakaan?" Tanyaku sambil berbalik badan dan melihat ke arahnya.
Namun dia tidak menjawab pertanyaan dariku.
Duh beneran deh ini dia marah ngambek nih.
Tanpa pikir panjang aku langsung berjalan ke arahnya.
"Aduh kamu kalau lagi ngambek gini kok malah gemesin sih!" Ujarku secara spontan sambil mengelus-elus dahinya.
Anjir aku reflek.
.
.
.