Seakan kebahagiaan tidak bisa dibawa kemari, raut wajah sedih datang lagi. Rama lama tak mengunjungi ibunya. Mungkin beberapa bulan berlalu dilalui dengan begitu cepatnya. Bukannya melupakan, dia ingat, tetapi tak harus datang kemari untuk mendoakan.
Bimo melirik putranya. Rama berdiri dengan tegas, menatap ke arah baru nisan bertuliskan nama ibunya. Tentu saja dia rindu, sebab sudah lama tak mendapat kasih sayang seorang ibu. Meksipun hubungannya dan sang ayahnya membaik, tetapi kasih sayang dan kenyamanannya tidak akan pernah sama.
"Kamu harus mendoakan banyak hal. Meminta restu pada mama untuk tujuan yang baru." Bimo menyela diamnya mereka. Menepuk pundak Rama dengan begitu mantap. "Mama pasti senang melihat kita datang setelah sekian lama," katanya kemudian. Dia tersenyum, mencoba untuk merasakan semua kebahagiaan menyambut hubungan baiknya dengan sang putra.