Langkah kakinya jelas menuju ke arah halte yang ada di depannya sana. Gadis itu memilih untuk pergi, meninggalkan Faishal yang masih gila dengan amarahnya. Bukannya apa, dia merasa bahwa dirinya tak seharusnya mengatakan semuanya itu. Seharusnya dia tak berlebihan tadi, tetapi semuanya lepas begitu saja. Dia tak bisa mengontrol emosinya dengan baik, untuk saja Nata tak jadi mengumpat pada kekasihnya.
Baru saja dia menginjakkan kakinya di halte bus. Bus kota sudah datang, menjemputnya untuk pulang ke rumah. Tak ada basa-basi, Nata masuk ke dalam bus. Menunggu sampai busnya kembali berjalan. Dia memilih satu bangku kosong yang ada di barisan ketiga. Setelah nyaman, dia fokus dengan layar ponselnya.