"Kamu baru saja bilang kalau Dania itu berengsek." Nata menyela diamnya mereka. Fania tiba-tiba saja diam dan memilih untuk pergi meninggalkan dirinya. Bukan masuk ke dalam kelas, tetapi kantin di dalam kampus adalah tujuannya sekarang.
Nata mengekori gadis itu, tak mau jika rasa penasaran membunuhnya. Dania terlihat garang memang, tetapi sejauh ini Nata masih menganggap bahwa Dania adalah gadis yang baik. Dia tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya bukan. Jadi, Nata tak mau ambil pusing untuk itu.
"Kenapa jadi diam saja begini?" Nata kembali mengimbuhkan. Melirik nasi goreng yang mulai habis. "Kamu mendadak lapar setelah mengumpat pada orang?" tanyanya lagi.