Air mancur kecil di depannya menjadi fokus. Tatapannya tertuju pada gemercik air yang jatuh ke permukaan. Suara wanita yang memanggilnya berkali-kali diabaikan begitu saja, seakan tidak penting sama sekali, nyatanya dia lebih memilih untuk memandang apapun yang ada di depannya.
"Kamu gak makan malam?" tanyanya. Menghampiri sang putra. Berdiri di sisinya, melirik wajah tampan putranya. "Mama sudah goreng ayamnya, kamu bisa makan sekarang." Ujar lagi. Menepuk ringan lengan milik Alby.
"Mama beneran gak papa bukan aku tinggal sendirian?" tanyanya tiba-tiba, inilah yang membuatnya resah belakangan ini. "Aku memilih bersekolah di Jakarta."