Tatapan matanya tertuju pada bangunan besar di depannya sekarang. Dila tersenyum, melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Dia sedang menunggu waktu, berkompromi dengan keadaan. Dia menanti seseorang keluar dari dalam restoran ayam. Sungguh mengejutkan, melihat Lingga dengan kesan yang berbeda. Tiga bulan berlalu, kedekatan keduanya semakin intens. Selepas kuliah, Dila datang kemari. Menunggu Lingga sebab mereka satu jalan pulang. Kampus Dila memalui tempat ini, sungguh takdir yang mengejutkan.
Kalau punya waktu yang pas, Dila akan mampir sejenak. Menunggu Lingga dan pulang bersama.
Pintu kaca yang ada di depannya dibuka, Dila tersenyum melihat siapa yang baru saja keluar dari dalam ruangan. Lingga, pemuda yang ditunggu-tunggu oleh Dila sebelumnya.