"Ada yang menunggu gue?" Seseorang tiba-tiba datang menyela. Menyapa dengan cara yang khas. Suaranya, Nata mengenal itu. Milik Lingga. Sahabat Rama yang Nata undang juga. Bukan tanpa sebab, katanya Lingga terlalu banyak memikirkan pasal hidupnya. Pekerjaan yang tak kunjung dia dapatkan, membuatnya hidup diujung penat.
Nata menoleh. Remaja itu datang seorang diri. Membawa sebuah kantung plastik dengan kotak berukuran sedang di sana. Martabak. Entahlah, Nata tak pernah menyuruhnya membawa itu sebelumnya.
"Rama tak ikut?" tanyanya pada Lingga. Mencoba untuk mencari keberadaan sang kekasih, kali saja Rama tertinggal di belakang. Mamanya menahan dia untuk tidak segera naik ke atas. Mamanya begitu menyukai Rama, itu sebabnya wajar jika dia menahannya di sana.
Lingga ikut menoleh, mengarahkan pandangan matanya untuk menatap apapun yang Nata tatap sekarang. Tidak ada siapapun di belakangnya. Lingga datang seorang diri selepas mendapat alamat dari Rama tadi siang.