Dia menunggu dengan setia. Senja turun kep peraduannya. Langit jingga menutup siang yang panas. Nata kokoh untuk Rama. Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman. Dia yakin, sejauh apapun Rama pergi , berusaha untuk melarikan diri, nyatanya fakta bahwa rumah adalah tempat yang paling aman untuk kembali adalah hal yang disetujui oleh semua orang. Dengan keyakinan penuh, Rama akan pulang sebentar lagi. Nata pasti bertemu dengan kekasihnya sore ini.
Benar, derap Langkah kaki menyela diamnya. Pandangan mata gadis itu tak lagi tertuju pada gerbang tua dan halaman rumah kotor di depannya. Melainkan jalanan komplek yang ada di sisi Nata.
"Cih, berandalan," tuturnya dengan lirih. Dia mengembangkan senyum selepas tahu siapa yang datang. Rama bersama Lingga. Entah siapa yang menipu, katanya Lingga takt ahu dimana Rama berada tadi pagi.
"Haruskah aku menganggap ini adalah bagian dari kebetulan?" kata gadis itu menyeru. Menyambut kedatangan Rama dan Lingga.