Tak ada suara yang menyela. Nata hanya berdiri di ambang pintu, begitu juga dengan Lingga, di sini, sekarang, mereka tak punya kuasa untuk memimpin pembicaraan. Hanya bisa menatap kepergian pria itu. Menerjang gerimis kota petang ini. Bukan salah Rama sepenuhnya, Pak Bimo yang melompat ke dalam jurang, berharap sang putra mau mengulurkan tangannya untuk menolong. Namun, nyatanya dia hanya diam. Bahkan Rama membiarkan ayahnya jatuh begitu saja. Membawa pulang kekecewaan dan harapan kosong.