Jika Rama kokoh, maka Nata jauh lebih kokoh. Toh juga dia tak menyuruh Rama untuk melakukan hal yang buruk. Nata menyuruhnya untuk kembali ke rumah sang ayahanda, lebih tepatnya datang untuk menemui mamanya. Sekarang di sinilah mereka. Nata tak pernah menyangka kalau Rama punya rumah sebagus dan sebesar ini. Seharusnya dia lebih nyaman dari dugaan Nata.
Farah begitu antusias melihat kedatangan sang putra. Rama terakhir kali mampir ke rumah ini mungkin beberapa tahun yang lalu. Entah alasan sibuk atau semacamnya, Farah tak mau mendebat itu. Rasanya aneh dan hanya akan menimbulkan perdebatan lalu akan berakhir pada hubungan yang semakin renggang saja. Farah dan Rama terlalu jauh. Dia tak ingin membuat hubungannya dan sang putra renggang begitu saja.
"Hanya ada jus mangga di dalam kulkas. Kalau kamu gak suka, Tante bisa—" Ucapnya tertahan kala Nata memberikan isyarat bahwa dia akan meminumnya. Siapa yang tak suka dengan jus mangga yang dingin? Disajikan di siang bolong gini lagi.