"Semua orang akan membicarakan kita mulai membicarakan kita jika terus begini," ujarnya. Mencoba menyadarkan Nata, barang kali sang kekasih sedang hilang akal warasnya pagi ini.
Nata menoleh. Menatap Rama. Senyum tipis datang menyela, sebelum akhirnya Nata kembali membuang tatapannya tanpa ada kata yang terucap dari celah bibirnya saat ini. Siapa yang peduli? Toh juga, semua sudah membicarakan mereka saat ini. Nata hanya menambahi bumbu yang sudah ada.
"Rama ...." Nata memanggilnya. Sejenak mendongak, menatap wajah tampan sang kekasih. Wajah itu tak pernah membosankan. Rama punya pesona sendiri untuk itu. Siapapun yang memandang wajahnya tak pernah merasa kecewa. "Kita belanja bareng besok? Kayaknya perlu beberapa makanan untuk camilan di sana."
Rama tersenyum ringan. "Itu begitu penting?"
"Hm. Camilan adalah nomor satu. Lagian, tak ada yang akan memberi makan kita di sana selain jatah makan pagi, siang, dan malam."
