Ia menatap pintu yang ada di depannya. Tatapannya sesekali jatuh menatap ujung sepatu putih yang ia kenakan sore ini, kemudian kembali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Nata datang bukan tanpa alasan yang jelas. Jika dilatak mengabari hal buruk pasal Rama, Nata tak akan pernah sampai ke tempat ini sekarang. Perpisahannya dengan Rama tadi pagi, terasa begitu aneh dan canggung. Niat hati Nata ingin mendiamkan remaja itu seharian penuh. Akan tetapi, kala Dila mengirimi dirinya sebuah rekam foto dari wajah Rama, Natal lekas mengambil semua obat-obatan yang ia punya dan bergegas kemari. Tujuannya bukan ingin mengobati Rama dengan menggunakan tangannya sendiri, sebab Nata yakin kalau lama bisa melakukan itu dengan tangannya sendiri. Tak perlu bantuan dari Nata.