"Rama apa yang—" Belum sempat pemuda itu menyelesaikan kalimatnya. Rama mendorong tubuh kerempeng miliknya hingga jatuh membentur meja yang ada di belakangnya sekarang. Semua orang yang ada di sana terkejut bukan main, tak terkecuali Angel yang duduk di sudut ruangan.
Ini bukan ruang kelas, bukan juga ruang bimbingan konseling. Sebuah ruangan yang dibangun menepi, tepat di sisi bangunan galeri seni. Angel dan beberapa senior juga pengurus OSIS ada di sana. Naasnya, selepas Rama melampiaskan amarah dengan memberi tinju tepat di sisi wajah pemuda itu, Alby datang. Berdiri di ambang pintu, tak melakukan apapun.
"Rama!" Seseorang berteriak dengan lantang. Mencoba menarik tubuh Rama yang sudah brutal aksinya. Tinju kedua dan ketiga, ia berikan tanpa ampun. "Apa yang lo lakuin?"