Sepasang mata selalu saja menatapnya. Tak pernah absen, Rama sibuk dengan apa yang ada di depannya saat ini. Ia tak tahu, kalau Nata begitu jelas memperhatikan dirinya. Gadis itu tak pernah mau lepas, seakan jika menoleh sebentar saja, Rama akan benar-benar hilang dari pandangan matanya.
Ia menoleh. Rama, menatap Nata yang kini mengedipkan matanya beberapa kali. Sedikit aneh, entah sebab apa. Suasananya tiba-tiba saja canggung begini. Mungkin sebab Nata baru saja mendapatkan pandangan tak mengenakkan dari Rama. Ia mendapat satu sisi seorang Rama Aksa Megantara yang unik dan lain. Sebelumnya, Rama tak pernah menatapnya begini.
Remaja itu berjalan mendekat. Membawakan teh yang baru, bukan buatan mamanya. Sesegera mungkin Rama menyingkirkan itu, agar Nata tak meminumnya.
"Kenapa mengambilnya?" Nata menarik perhatian Rama. Remaja itu tak jadi membuang apa yang baru saja diangkat dari atas meja. Sang melarang. "Aku bahkan belum minum sedikit pun. Kenapa mau membuangnya?"