Rama tersenyum ringan. Jari jemarinya kuat menggenggam celah jari lentik milik Nata. Langkah keduanya jelas menyusuri trotoar untuk menikmati ramainya malam Kota Jakarta. Tak pernah disangka dan diduga, keadaan seperti ini akan datang padanya. Rama hampir saja mengucap banyak puji syukur pada sang kuasa meksipun sebelum ini, ia belum pernah melakukannya.
"Nata." Rama menyela, membuat gadis yang hanya setinggi bahunya itu menoleh lalu mengerang ringan.
"Mau ke mana?"
Nata berpikir sejenak."Ke manapun."
"Kafe depan." Rama menarik gadis mungil yang berjalan di sisinya untuk mempercepat langkahnya. Menuntunnya untuk menyebrang jalan. Sejenak pembicaraan terhenti. Rama fokus dengan apa yang dilakukannya sekarang.
Selepas sampai di bahu jalan, keduanya mulai kembali berjalan dengan santai, seperti sebelumnya.
"Ngomong-ngomong, gue yakin Angel sudah tidak melihat kita lagi. Lo masih ingin memegang tangan gue?"