--dan di sinilah Dila berakhir malam ini. Berjalan dengan seorang pria yang baru saja dia temui beberapa jam yang lalu. Lingga bersikeras ikut dengannya pulang dari rumah Nata. Katanya, mereka satu jalur, toh juga ini sudah malam. Pukul menunjuk pada angka sepuluh, lebihnya beberapa menit. Lingga tak bisa membiarkan gadis itu pulang sendiri, lewat jalan yang sepi tanpa ada yang menemani.
Tak ada yang berbicara sekarang, hanya ada suara langkah kaki di antara keduanya. Lingga masih memilih diam, begitu juga dengan Dila. Gadis itu terlihat begitu ragu dan canggung setelah semua yang terjadi di antara keduanya sebelum ini.
"Begini …." Dila memulai. Suaranya begitu lirih, hampir saja tak terdengar oleh Lingga jikalau saja jalanan ini ramai. Sayangnya, jalanan komplek rumah Nata masih terlibang sepi. Tak menjadi jalanan utama antar kota yang bisa dilewati oleh semua pengguna jalan. Hanya ada satu dua pengendara yang lewat, itupun tak selalu ada. Berselang beberapa menit.