Luna mencoba untuk lebih yakin. Balas ditatapnya kedua mata Rafael yang terlihat penasaran itu. Tampak menunggu jawaban darinya.
"Seperti yang Tuan Muda tahu, saya kan memiliki kemampuan mengingat sesuatu dengan sempurna layaknya kerja komputer. Hal yang akhirnya menjadi pertimbangan bagi Mama Anda memilih saya sebagai asisten pribadi Anda." Luna menyentuh alat itu lagi sambil lanjut menjelaskan. "Tapi sebenarnya ada satu hal yang membuat saya bisa dengan lancar melakukan semua itu. Alat ini. Saya harus selalu mendengarkan musik untuk dapat berkonsentrasi."
Bisakah Rafael menerima kebohongannya? Bagaimana kalau tidak?
"Saya nggak bisa tidak memakai ini, Tuan Muda. Sehingga itu sebabnya saya sering menutupinya dengan kuping saya, karena saya tak mau Anda ataupun orang lain tahu mengenai hal ini. Tapi dipikir-pikir sekarang… sebaiknya saya bilang pada Anda agar tidak menjadi masalah di antara kita ke depannya."