Pemuda itu mengerutkan alis matanya.
"Cih! kau pikir ulah siapa?" tukas pemuda itu dengan kesal, "Bukankah aku bilang akan menemuimu? Kenapa kau tidak ada di penginapan?" lanjutnya sambil menjatuhkan tubuh Ana.
"Aww…." Ana terjatuh di tanah. Namun, ia segera berusaha berdiri dan menghilangkan debu di gaun tidurnya. Wajahnya terangkat menatap pemuda itu, kedua tangannya menutup mulutnya yang terbuka lebar, matanya berbinar-binar dan wajahnya mendekat pada Arlen.
"Kau mencariku?"
Melihat wajah cerah Ana, rasa jengkel Arlen memenuhi raut mukanya. Terlebih lagi, saat ia lelah bertarung dan memutuskan untuk beristirahat sebentar, tiba-tiba ia merasakan gadis itu dalam bahaya. Mau tidak mau secara otomastis tubuhnya langsung menghilang menuju ke tempat gadis itu berada.
[Janji sialan,] kutuk Arlen dalam hati, [Aku pasti bisa menghapus mantra itu.]