Derap langkah terdengar semakin dekat. Namun, tak beraturan. Para penjaga itu berjalan sempoyongan. Jacky dan semua kawannya mengincar para gadis di lantai dua tersebut.
Waktu sudah sangat larut, terdengar sirine tanda selesai bekerja berbunyi. Para pekerja itu berhamburan keluar dari bangunan besar. Mereka berjalan menuju rumah masing-masing.
Ada sepuluh rumah di sana. Ditempati lima orang di setiap rumah. Mereka masuk dengan tergesa-gesa. Rasa lelah mendera, tapi mereka tak dapat protes. Pikiran mereka hanya bekerja dan bekerja. Patuh pada aturan jam yang sudah ditetapkan. Mulai dari bangun, kerja, dan makan.
Mendengar mereka ke atas. Ikbal kembali berpura-pura kesakitan.
"A ...!" jerit Ikbal sambil mengibaskan-ngibaskan tangannya yang memang sedikit sakit. Darah mengalir dari sana, bekas sayatan mengeluarkan chip.
"Apa yang mau mereka lakukan?" tanya Helin, entah mengapa perasaannya tak enak.