"Makasih, ya, Ma," ujar Claretta singkat, ia tak tahu harus berkata apa lagi pada ibunya.
"Tidak masalah. Kamu selalu jadi prioritas Mama yang sangat berharga," ucap Allice dengan senyum tulus.
Baru satu jam berlalu. Menunggu memang sesuatu yang sangat menyebalkan dan terasa lama. Allice dan Claretta hanya memainkan ponsel masing-masing, itupun ponsel Clareta hanya bisa bermain game offline. Datanya masih belum aktif di luar negeri.
Tiba-tiba Allice melihat sosok Oskar di luar restoran yang berdinding kaca tersebut. Ia begitu kaget dengan apa yang dilihatnya.
"Claretta lihat, itu Oskar kan?" tanya Allice sambil menepuk-nepuk tangan Claretta.
"Mana, Ma? Masa sih, dia sampai nyusul ke sini," tanya Claretta tak percaya sambil mengikuti ekor mata ibunya yang menatap ke luar.
Rupanya benar, itu adalah Oskar. Ia berjalan sambil memerhatikan sekelilingnya seperti mencari seseorang.