"Terserahlah, lagian dia juga terlalu manja, Mas jadi anak. Mestinya ngerti kalau emak itu mau kumpul sama anak-anaknya. Bukannya malah direcokin sama dia," sanggah Sari dengan ketus. Ia belum bisa terima kedatangan Claretta.
Awalnya ia bersikap baik, namun semakin ke sini saat melihat Bi Ijah selalu mencemaskan Claretta membuatnya kesal. Ia juga iri dengan perhatian ibunya yang begitu besar pada Claretta.
Teringat saat kecil ia dan kakak-kakaknya harus bertahan hidup tanpa ibu. Alasannya klasik untuk mencari biaya sekolah. Tapi, nyatanya malah jarang pulang. Apalagi sebagian hasil kerjanya disimpan untuk masa tua.
Ayu sebagai anak pertama terkadang sampai harus menjadi buruh harian lepas untuk memenuhi kebutuhan hidup adik-adiknya.
Sari meneteskan air mata mengingat hal itu. Ia sebagai anak bungsu yang dulu ditinggalkan Bi Ijah ketika masih kecil begitu merasa tersakiti. Tapi, semuanya ia pendam dalam hati. Ia tak berani bicara langsung pada Bi Ijah.