Rupanya merawat bayi memang tak mudah. Pantas saja mama selalu mengatakan kalau aku menyita masa mudanya jadi dia meminta ganti rugi untuk itu semua. Sekarang setelah benar-benar menjalaninya aku paham kondisi mama, mungkin saja memang menyerahkan sebagian besar gajiku adalah suatu kewajiban.
Aku melirik Joo, dia belum juga bangun sejak siang tadi setelah kami berdiskusi tentang nama Lee Jae-hoon. Mungkin aku memang seharusnya sejak tadi memaksanya tidur saja, dia itu kalau tidak dipaksa ya begitu terus jadinya. Susah sekali meminta Joo tidur dengan teratur kecuali ... dengan Astrid.
Kenapa terus begini, ya? Selalu saja aku menyebut nama yang wanita seolah-olah dia memang bagian penting dalam kisah kami. Hendaknya aku mengelak tapi fakta membuatku kalah telak. Menjijikkan sekali saat sadar kalau diriku bukan siapa-siapa lagi saat ada Astrid.
"Jae ganteng," bisikku pada putraku.