Reyna menjilat bibir bawahnya saat di rasa kering, dia merasa semakin haus dan lapar berada di sana terus menerus. Apa mungkin Papa nya tidak akan ke sana untuk menjemputnya? Artinya Reyna yang harus kabur dari tempat itu dengan cepat sebelum sosok itu masuk lagi ke sana untuk memastikan dia sudah bangun atau belum.
"Ogah, deh. Aku di katain kayak tadi." gerutunya sambil berpikir untuk meloloskan dirinya dari tempat tersebut. Tangannya menyibak selimut yang menganggunya untuk menginjak teras, Reyna melirik ke seluruh arah di kamar itu.
Dia meringis pelan. "Kamarnya tertutup."
Reyna harus keluar melewati pintu di depannya karena itu satu – satunya agar dia bisa keluar dari sana. "Aku harus bisa berusaha untuk pergi dari tempat ini. Orang itu nyebelinnya minta ampun." dia mendesis pelan dan perlahan menggerakan knop pintu kamar tersebut saat tidak ada mendengar suara apapun dari luar.