Reyna menyodorkan satu buah apel yang sudah dia kupas pada Jay, cowok itu melahapnya. Mereka masih berada di ruangan rawat inapnya Jay, kali ini tanpa ada orang tua yang selalu berada di sana juga menemani mereka. Kebetulan memang orang tua Jay maupun Reyna sedang ada pekerjaan yang tidak bisa di tundanya, menjadikan mereka hanya berdua di sana.
"Rey, lo kenapa ga masuk kampus aja, sih? Ga bosen terus rawat gue di sini?" tanya Jay menatap Reyna heran.
Cewek itu lagi – lagi menampilkan senyumannya. "Kamu juga ga bosen terus bilang gitu? Padahal aku udah kasih alasannya apa."
"Tapi dulu lo juga nolong gue, Rey. Bahkan kalau lo ga ke sana, nyawa gue sekarang udah ga ada kali. Gue mati karena jadi tumbal buat, Mario, kekal."
Reyna menghela napas dalam. "Itu udah usai, aku juga kebetulan cari kamu dan ga sangka ada di sana karena penculikan."