Farrel melihat puterinya yang hanya mengaduk sarapan nasi goreng buatannya tanpa sedikit pun ada yang masuk. Yang dia perhatikan apa kah anaknya sedang ada dalam masalah lain? Atau masih memikirkan ucapan Reno tadi malam?
"Reyna, sayang. Kenapa makanannya di aduk aja? Makan dong, sayang. Nanti keburu dingin ga enak mumpung masih anget gini loh." peringat Farrel yang membuat Reyna meringis pelan di dalam hatinya.
"Iya, Pa." sahut Reyna yang mulai menyuapkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
Farrel mulai tersenyum melihat puterinya yang kini sudah mulai memakan sarapan buatannya. Setidaknya walau sedikit dia merasa lega asal ada yang masuk ke dalam perut puterinya. Mungkin dengan kelembutan Reyna bisa untuk memahaminya, Farrel harus selalu mengertikan keadaan anak satu – satunya.
"Sayang, setelah ini biarkan, Papa, saja yang mengantarkan kamu ke kampus, ya. Kamu chat temen kamu jangan ke sini untuk pergi bareng." suruh Farrel membuat Reyna menautkan alis bingung.