Reyna menghela napas lelah, dia sudah keluar dari masalahnya. Tetapi kenapa hingga saat ini perasaannya masih gundah? Pikirannya masih saja menuju pada Sari dan Desty di dalam penjara. Kenapa sampai berat hati dia melakukan itu pada kedua temannya? Reyna masih belum menerima kalau sang Papa akan memasukkan mereka semua ke dalam sana.
Akan tetapi Reyna juga tidak bisa untuk mengeluarkan mereka tanpa ada pengacara juga. Lagi pula apa Papa nya tidak akan marah kalau dia yang membuat mereka keluar sedangkan Papa nya sudah sangat berusaha untuk tetap membuatnya terlindungi dari bahaya di luaran.
Reyna memang terlalu baik untuk mereka.
"Sayang, ini waktunya istirahat loh. Kenapa kamu belum tidur, nak?" Farrel berjalan mendekati kasur Reyna, duduk di tepinya.
"Reyna, masih kepikiran sama temen - temen, Pa." ucapnya.