Dini sudah sadar subuh tadi, Reyna tersenyum senang. Mama nya bilang dia tidak kenapa-kenapa walau pun wajahnya sudah tidak begitu pucat juga tetap saja membuat Reyna khawatir dan cemas melihat keadaannya.
"Ma, jangan sakit lagi. Reyna, sedih banget lihatnya." dia mengelus telapak tangan Dini.
Mama nya tersenyum hangat. "Kamu jangan nangis. Mama, kan ga pa-pa."
Bas tidak di sana, dia ada meeting menyebabkan pergi pagi sekali. Reyna sudah membujuk Mama nya untuk tetap di sana, namun Dini menyuruh Reyna untuk tetap masuk saja. Reno sudah berada di sana setelah Bas pergi, cowok itu tetap menemani.
"Nak Reno, mau kan anterin, Reyna?" tanya Dini melirik cowok itu di sebelah kirinya.
Reno mengangguk. "Iya, Tante."
Reyna memanyunkan bibirnya. "Ma, ga mau." rengeknya.
Dini tertawa kecil. "Siapa yang dulu pengen cepet kuliah terus wisuda? Apa lagi sekarang kamu udah masuk di, UNIV yang kamu mau."